Penurunan Stunting

Pemprov Jabar Nilai Delapan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Kota Bogor

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melakukan penilaian kinerja pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi di 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat secara virtual, tak terkecuali Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Penilaian delapan aksi penurunan stunting ini dihadiri langsung Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim didampingi Sekretaris Daerah (Sekda), Syarifah Sofiah dan OPD terkait di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Selasa (4/7/2023).

“Jadi beberapa hal terkait dengan regulasi, kelembagaan, pendataan, kolaborasi, inovasi dan penanganan stunting di 27 kota/kabupaten selama 2022 dilakukan penilaian oleh Provinsi Jawa Barat,” ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi.

Pihaknya menyampaikan progres yang sudah Kota Bogor lakukan terkait dengan kegiatan stunting yang sudah dijalankan selama 2022. Sebut saja program Bunda Peduli Stunting yang sudah ada sampai tingkat kelurahan, Kelembagaan Tim Percepatan Penanganan Stunting yang diketuai Wakil Wali Kota Bogor juga SK-nya sudah sampai tingkat kelurahan.

“Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) ada program pendampingan, yakni Tanggap Lengitkeun Stunting (Talas Bogor), serta ada pula program Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor) dari Childfund, bersama Warga Upadaya berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bogor untuk pendampingan penanganan stunting di Kota Bogor,” katanya.

Tak hanya itu, demi mewujudkan zero new stunting alias tidak ada stunting baru di Kota Bogor. Pemkot Bogor melakukan pendekatan penanganan stunting kepada Calon Pengantin (Catin) dengan memberikan tablet penambah darah kepada Catin. Program ini diapresiasi Provinsi Jawa Barat karena Kota Bogor sudah memberikan tablet penambah darah kepada 80 persen Catin sejak 2022. Sementara di Provinsi saja pemberian tablet penambah darah belum dianggarkan.

“Dan di tahun ini program yang menjadi unggulan di Kota Bogor yakni setiap ASN berkontribusi memberikan 1,5 kg telur per bulan selama enam bulan untuk pemberian makanan tambahan bagi anak stunting di Kota Bogor,” jelasnya.

Ia melanjutkan, angka stunting Kota Bogor berdasarkan data Bulan Penimbangan Balita (BPB) sebesar 5,25 persen, sementara dari SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) yakni survei yang dilakukan BKKBN angka stunting Kota Bogor berada di angka 18,7 persen. Perbedaan angka ini kata Rudy, karena survei SSGI hanya dilakukan berdasarkan sampling. Sementara data Kota Bogor berdasarkan by name by address di 980 posyandu yang dibina di masing-masing puskesmas.

“Tadi kami sandingkan juga antara data SSGI dengan data BPB. Sesuai dengan target nasional, Kota Bogor harus menurunkan angka stunting sampai di bawah 14 persen,” katanya.

Recent Posts

Luncurkan Smart One Day Service, Pemkot Bogor Permudah Perizinan Hanya dalam Sehari

BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu…

11 jam ago

Bank Kota Bogor Sabet Penghargaan “The Best Regional Champion 2025”

BOGOR - Perumda BPR Bank Kota Bogor sebagai salah satu BUMD kebanggaan Pemerintah Kota (Pemkot)…

16 jam ago

Kadin Kota Bogor Siap Gelar Rapimkota 2025, Bahas Evaluasi dan Rencana Program

BOGOR - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Bogor segera menggelar Rapat Pimpinan Kota (Rapimkota)…

16 jam ago

Soroti Penghancuran Gerobak PKL ‘Nakal’ Komisi I Geram Dengan Gaya Satpol-PP Kota Bogor Seperti ‘Preman’

BOGOR – Baru-baru ini Satpol-PP Kota Bogor menerapkan kebijakan penghancuran gerobak milik Pedagang Kaki Lima…

18 jam ago

Dedie Rachim Dorong Kemandirian Ekonomi Perempuan

BOGOR - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dan kemandirian ekonomi…

23 jam ago

Semrawut dan Dipenuhi PKL, Pemkot Akan Tata Ulang Simpang Ciawi

BOGOR - Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, melakukan inspeksi di Simpang Ciawi usai apel…

23 jam ago

This website uses cookies.