Pemerintahan

Pemkot Berkomitmen Zero Stunting Di Kota Bogor

BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyatakan komitmennya dalam menanggulangi stunting di Kota Bogor secara terintegrasi dan bukan sekadar pencitraan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, usai memberikan bantuan makanan tambahan bagi anak-anak stunting di RW 6, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Selasa (18/3/2025).

Jenal Mutaqin mengungkapkan, kehadirannya di Pamoyanan sebab dirinya teringat ada dua anak stunting yang merupakan kakak beradik berusia 23 dan 18 tahun. Namun, kondisi anak tersebut setara dengan balita 5 tahun.

“Jadi saya ke sini karena teringat waktu kampanye. Ada dua anak stunting berusia 23 tahun dan 18 tahun, tetapi kondisi tubuh mereka setara dengan balita lima tahun. Saat itu, saya berjanji kepada ibunya yang menderita kanker payudara untuk membantu pengobatan dan operasi gratis. Namun, saat saya kembali ke sini, ibunya sudah meninggal,” ujar Jenal Mutaqin.

Ia mengatakan, bahwa kunjungan tersebut menjadi pukulan baginya, terutama setelah menemukan banyak anak stunting lainnya di wilayah tersebut.

Menyadari hal ini, dalam waktu dekat, pihaknya akan mengajak seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menggelar rapat khusus penanganan stunting.

“Saya juga nanti akan mengusulkan agar anggota DPRD Kota Bogor turut menjadi bapak asuh bagi anak-anak stunting agar kita bisa menihilkan stunting,” katanya.

Sebagai langkah awal, bantuan berupa telur, beras, kue, dan susu diberikan kepada anak-anak stunting dan keluarga mereka.

Bantuan ini berasal dari berbagai pihak, termasuk sumbangan pribadi Wakil Wali Kota Bogor, Dinas Sosial, dan BAZNAS.

Namun, ia menegaskan bahwa ke depan, distribusi bantuan akan dilakukan secara terukur agar penanganan lebih efektif.

“Stunting memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberikan perlakuan yang sama. Oleh karena itu, kita membutuhkan kerja terbaik dari Dinas Kesehatan untuk mengidentifikasi kondisi ibu hamil dan anak remaja yang berisiko,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pamoyanan, Husnul Khatimah, mengatakan bahwa stunting bukan hanya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi sejak lahir, tetapi juga bisa terjadi saat remaja.

Remaja putri yang mengalami anemia akibat kurang gizi berisiko melahirkan anak stunting di masa depan. Tak ayal, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, dimulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, hingga dua tahun pertama kehidupan bayi.

“Kami telah melaksanakan tes hemoglobin (HB) ke sekolah-sekolah, disertai dengan pemberian tablet tambah darah dan vitamin untuk remaja putri,” ungkapnya.

Recent Posts

PNM Berangkatkan Ratusan Pemudik BUMN 2025

Jakarta, 27 Maret 2025 - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung…

1 hari ago

Wali Kota Bogor Bentuk Satgas Pemberantasan Premanisme

BOGOR - Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Premanisme Kota Bogor resmi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK)…

2 hari ago

Sidak Pasar Jambu Dua, Dedie Rachim Pantau Stabilitas Harga dan Distribusi Pangan

BOGOR - Empat hari menjelang Idulfitri 1446 Hijriah Tahun 2025, Wali Kota Bogor, Dedie Rachim,…

2 hari ago

Abaya Jadi Tren Busana Lebaran, Batik Neng Geulis Hadirkan Koleksi Spesial

BOGOR – Perayaan Idulfitri 1446 Hijriah semakin dekat, menjadi momen penting bagi desainer fesyen untuk…

2 hari ago

Tips Kelola Kesehatan Mental di Tempat Kerja

BOGOR — Lingkungan kerja terkadang dapat memberi pengaruh pada kesehatan mental. Pemicunya adalah beban kerja…

2 hari ago

RSUD Kota Bogor Tegaskan Komitmennya: THR Berdasarkan Aturan dan Fokus pada Peningkatan Pelayanan Kesehatan

BOGOR — "Hanya pohon yang banyak buahnya yang akan sering dilempari batu." Ungkapan ini mencerminkan…

2 hari ago

This website uses cookies.