Pemerintahan

Indocement Siap Perkuat Pemanfaatan RDF TPPAS Nambo

BOGOR – Rencana percepatan operasional Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo, Kabupaten Bogor, membuka peluang besar bagi keterlibatan industri semen, termasuk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, yang dinilai kredibel untuk menyerap hasil olahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera mengambil langkah konkret untuk mengoperasikan TPPAS Lulut-Nambo yang telah mangkrak lebih dari satu dekade. Salah satu prioritas yang ditekankan adalah pengadaan fasilitas pemrosesan RDF.

“Lulut-Nambo ini diperlukan langkah operasional yang cepat. Kita harapkan percepatan, di antaranya dengan mengoperasionalkan teknologi RDF. Dua pabrik semen besar sudah siap menyerap RDF, salah satunya Indocement,” ujar Menteri Hanif saat meninjau lokasi di Kecamatan Klapanunggal, Rabu (20/8).

Menurutnya, potensi RDF dari Nambo sangat besar untuk mendukung solusi pengelolaan sampah sekaligus penyediaan energi alternatif ramah lingkungan. Terlebih, lokasi TPPAS hanya berjarak sekitar empat kilometer dari kompleks pabrik Indocement di Citeureup, Bogor.

“Bangunan sudah ada, tinggal ganti mesin. Katakanlah 3–4 bulan sudah bisa dioperasikan. Kedekatan dengan pabrik semen, khususnya Indocement, menjadi keuntungan besar karena kapasitas serapnya lebih dari 1.000 ton per hari,” jelas Hanif.

Indocement sendiri bukan pemain baru dalam pemanfaatan RDF. Perusahaan telah menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penyediaan RDF dari TPST Bantargebang. Berdasarkan kontrak yang disepakati, Indocement akan menerima pasokan RDF sebesar 625 ton per hari untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, menambahkan bahwa Pemprov Jabar telah mengakhiri kerja sama lama terkait proyek Lulut-Nambo dan sedang menyiapkan mekanisme baru. Menurutnya, peluang menggandeng Indocement sebagai mitra strategis terbuka lebar.

“Dengan arahan Pak Menteri, mekanisme kerja sama bisa dibuat lebih sederhana. Indocement sangat mungkin menjadi mitra, meskipun pada lelang KPBU sebelumnya mereka tidak lolos,” ujar Ai.

Jika terwujud, kolaborasi dengan Indocement diproyeksikan bukan hanya menyelesaikan persoalan sampah di kawasan Bogor dan sekitarnya, tetapi juga mendorong transisi energi berkelanjutan di industri semen nasional.

Recent Posts

Disnaker Kota Bogor Kembali Gelar Job Fair 2025 di Plaza Jambu Dua

BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) kembali mengadakan Job Fair…

9 jam ago

Denny Mulyadi Tinjau Validasi Data Sosial Ekonomi Nasional di Ciwaringin

BOGOR - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Denny Mulyadi, didampingi Kepala Dinas Sosial, Atep Budiman,…

10 jam ago

Jumat Berkah, Petani di Kencana Kota Bogor Terima Pupuk Organik Gratis

BOGOR – Program Jumat Berkah di Kampung Sawah, Kelurahan Kencana, Kota Bogor berlangsung penuh rasa…

3 hari ago

Pantau Keamanan MBG, Dedie Rachim Tinjau Dapur SPPG

BOGOR - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Tim Satgas Pengawasan Makan Bergizi Gratis…

5 hari ago

Dua ABK Asal Kota Bogor yang Terlantar di Laut Disambut di Balai Kota

BOGOR - Sempat ramai diperbincangkan di jagat media sosial, ihwal dua Anak Buah Kapal (ABK)…

5 hari ago

Soroti Krisis Obat RSUD, Banu Bagaskara Dorong Percepatan Pembahasan Raperda Kesehatan

BOGOR - Anggota DPRD Kota Bogor dari Fraksi PDI Perjuangan, Banu Lesmana Bagaskara, menyoroti serius…

5 hari ago

This website uses cookies.