Kota Bogor

Fenomena Gunung Salak Terbelah, Ini Penjelasannya

Barayanews.co.id – Viralnya gambar gunung salak terbelah di perbatasan Kabupaten Bogor dan Sukabumi bukan semata disebabkan oleh longsor

Hasil monitor petugas lapangan ternyata banyak menemukan fakta mengejutkan dari rimba Gunung Salak.

Terkait fenomena tersebut, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Pitra Panderi menjelaskan hasil peninjauan di lokasi.

Menurutnya, tidak ditemukan adanya dugaan illegal loging (pembalakan liar), sebagai penyebab Gunung Salak longsor hingga terbelah.

“Yang jelas kita sudah melakukan pengecekan di lapangan, itu terjadi tepat di hulu Sungai Cikedung dan masuknya Kabupaten Bogor, yaitu Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong. Memang ada longsoran, kita cek tidak ada illegal loging,” ungkap Pitra.

Pitra mengaku sudah menelusuri panjangnya longsoran, dari Puncak Salak 3 hingga ke bawah, jaraknya sekitar 2-3 kilometer. Sehingga dari kejauhan terlihat Gunung Salak terbelah.

“Kita sudah cek di atas ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (MDPL), memang saya tidak sampai ke atas lagi karena enggak kuat, tapi secara (kasat mata) pantauan fakta tidak ada illegal logging,” ujarnya sebagai bentuk penegasan bahwa dugaan illegal loging tidak ada.

Menurutnya, longsor di Gunung Salak yang masuk wilayah administrasi tiga wilayah (Kabupaten Bogor, Sukabumi, Jawa Barat dan Lebak, Banten) ini jadi yang terpanjang.

“Sebetulnya ini kejadian longsornya berbarengan dengan di Desa Cibuntu, Cicurug, Kabupaten Sukabumi, yang diduga karena tingginya curah hujan menimbulkan penumpukan air di sebuah tanah yang labil hingga akibatnya terjadi longsor,” ucapnya.

Sebab, lanjut dia, longsor di Gunung Salak yang masuk resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (PTNW) Salak 1 Bogor ini juga masih dalam satu landscape dengan Cibuntu.

“Hanya beda Daerah Aliran Sungai (DAS) saja, yang Cibuntu, Sukabumi itu masuknya DAS Cimandiri, sedangkan yang longsoran Pasir Jaya, Cigombong (Gunung Salak Terbelah) ini masuknya DAS Ciliwung-Cisadane,” katanya.

Pihaknya berharap, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera melakukan kajian.

“Sebab, Gunung Salak ini masuk strato volcano atau gunung salak aktif. Sehingga kita inginnya ke depan ada kajian menyeluruh, tentang penyebab Gunung purba ini. Disebut ada enggak disebabkan geologi kepurbakalaan itu harus ada kajian lagi,” paparnya.

Pihaknya juga mengaku bingung panjang longsoran ini dari ujung Puncak Salak 3 hingga ke bawah terlihat lurus. “Yang jelas dari segi kehutanan tidak ada tanda-tanda akibat illegal loging, untuk sementara itu. Tapi kalau yang sesungguhnya saya belum bisa memastikan,” pungkasnya.

 

Share

Recent Posts

Ratusan Pesilat Adu Tangkas di Silat Seni Rivera Cup 2025

BOGOR – Festival Pencak Silat Seni Rivera Cup 2025 resmi digelar selama tiga hari di…

3 hari ago

Bersama Jenal Mutaqin, Puluhan Klien Badan Pemasyarakatan Diajak Bebersih Alun-Alun

BOGOR - Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas IIA Bogor bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor secara serentak…

3 hari ago

Kemenag dan Pemkot Bogor Gelar Nikah Massal

BOGOR - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bogor bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menyelenggarakan kegiatan…

3 hari ago

Kisah Pasangan Muda hingga Lanjut Usia Ikut Nikah Massal, Prosesnya Mudah

BOGOR - Sebanyak 43 pasangan dari enam kecamatan se-Kota Bogor mengikuti nikah massal yang diadakan…

3 hari ago

Pengolahan Sampah Terpadu Kota Bogor Jadi Rujukan Kabupaten Bintan

BOGOR - Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin menerima kunjungan Bupati Bintan, Provinsi Kepulauan Riau,…

3 hari ago

Polresta Bogor Kota Gelar Lomba Debat Hukum Menyambut HUT Bhayangkara ke-79

BOGOR - Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79, Polresta Bogor Kota menyelenggarakan lomba debat…

5 hari ago

This website uses cookies.